Senin, 25 Mei 2015

Lumayan

"Apa kabar?"
"Lumayan."
Ups.. Jawaban itu ternyata sudah jadi standar bagi uwi. Ketika ada orang tanya kabar, selalu dijawab dengan, "lumayan". Keterbiasaan.

Seperti kemarin, di acara hajatan nikah teman seangkatan waktu kuliah. Ada teman lama yang menyapa, lama sekali tidak bertemu. Ketika ditanya kabar, uwi spontan jawab dengan "lumayan". Untungnya karena saat itu suasana berisik sekali dengan musik, dia kurang bisa dengar. Dia teriak, "Apa?!" Langsung uwi ralat jawabannya dengan teriak juga "Baik..! Kamu gimana..?!"
Ah, suasananya berisik sekali.

Lalu uwi ingat-ingat lagi penyebab uwi selalu menjawab dengan "lumayan" itu. Dulu uwi terlalu sibuk dengan hal-hal membingungkan. Sampai-sampai uwi terlalu jujur saat ada orang yang tanya kabar uwi. Kalau uwi jawab dengan "Baik", kenyataannya uwi sedang tidak merasa baik. Kalau uwi jawab dengan "Tidak baik", terdengar terlalu pesimis dan tidak enak kedengarannya. Akhirnya uwi ambil jalan tengah. "Lumayan".

Sekarang seiring dengan tuntutan uwi hidup semakin dewasa dan belajar profesional, uwi mulai harus mengganti "Lumayan" menjadi "Baik". Meskipun itu berarti uwi harus bohong atau pura-pura.
Miris ya..

Sekarang uwi mulai berpikir lagi. Apa uwi mulai jawab pertanyaan kabar itu dengan "Baik" secara jujur dan sesungguhnya, atau pura-pura.

3 komentar: