Senin, 08 Februari 2016

Dara Lara


Hari bergulir.
Gelap ke terang akhirnya ke gelap jua.

Seorang dara dengan luka.
Sudutnya hati porak-poranda.
Sewindu langkah telah murka.

Ia hanya dara.

Rindu rasa yang bisa buat gembira.
Hapus lumpur di sepatunya.
Buang dahan kecil di jari manisnya.
Melompat setinggi-tingginya, untuk jatuh sedalam-dalamnya.
Hilang terlalu jauh, untuk muncul terlalu dekat.

Ia benci "Kau cantik."
Ia suka "Kau penting."
Ia sulit percaya.

Dara lara, putri mega.


4 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar