Rabu, 19 Februari 2014

Gejala


Aku hampir bosan mengungkap ini. Tapi inilah..

Kau tahu anak panah?
Matanya yang segitiga menusuk dan sulit dicabut.
Semakin kau coba mencabutnya kembali, semakin mengoyak dan berlipat ganda sakitnya.

Ia menusuk ulu hatiku.
Atau mungkin di jantung.
Tapi bisakah kau jelaskan padaku apa nama tempat di dalam dada yang lebih dalam dari semua darah dan tulang itu?
Atau setidaknya bukan panah yang melukaiku, tapi tekanan.
Tekanan akan sebuah sesuatu.
Atau mungkin bisa kau bantu aku mengenai sesuatu itu?

Begini, aku pinjam kata-kata seru dari berbagai sumber untuk menyusun ini cukup lama:

'Di malam yg busuk, aku hanya seorang yang lupa bahwa dalam hidup tidak ada tombol mengulang.
Meski rasanya ingin aku marah dan menguburnya lebih dalam dari mati.
Dan pada itu tiada ampun.'

Sungguh malam yang alot.

19 Februari 2014 pukul 23:16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar